Cerita rakyat atau dongeng tidak dapat dilepaskan pada tiap daerah di seluruh Indonesia. Banyak tempat yang diwingitkan atau dianggap sakral oleh warga desa. Cerita-cerita tersebut hanya diceritakan dari mulut ke mulut. Cerita-cerita tersebut akan hilang bila tidak ada pelestarian dari masyarakat. Pada zaman ini, banyak masyarakat dan pemuda yang cenderung memilih bermain gawai daripada membaca cerita atau mendengarkan cerita rakyat. Mereka cenderung bosan ketika membaca dan mendengarkan cerita tersebut.

Hal ini berbeda dengan anak-anak di SDN 2 Bantengan. Mereka memiliki semangat untuk melestarikan cerita-cerita tersebut. Ketika diadakan kelas mendongeng, mereka terlihat semangat untuk memahami pengertian dongeng. Banyak dari mereka yang suka untuk membaca buku dongeng atau menceritakan judul dongeng yang dipahaminya.

Mendongeng ini akan berguna bagi masyarakat desa, khususnya untuk menarik minat wisata berbasis budaya. Dengan terus diadakannya kelas mendongeng, tentu akan banyak anak- anak dari luar daerah desa Bantengan yang akan mengikuti kelas tersebut. Selain itu, dengan adanya dongeng maka lingkungan sekitar akan tetap lestari dan bersih. Hal ini dapat terjadi karena di dalam dongeng terkandung pesan untuk melestarikan alam dan lingkungan. Penghadiran tokoh- tokoh mistis yang diagungkan akan menimbulkan ketakutan pada masyarakat sehingga masyarakat akan patuh terhadap hal-hal berbau mistis tersebut. Sudah menjadi hal pasti bila anak-anak tidak memahami dongeng maka lingkungan tempat tinggalnya akan rusak. Oleh karena itu, pelestarian melalui dongeng juga diperlukan untuk menarik minat wisatawan dan menjaga tempat wisata agar tetap lestari.

Foto : Membaca Dongeng anak – anak SDN 2 Bantengan

Bagaimana reaksi anda mengenai artikel ini ?